10.04.2014 / 7.33pm
Hampir genap sebulan kami ditinggalkan Ibu. Ia kini ada di tempat yang lebih indah. Tapi hati ini, Tuhan... masih belum kuat sepenuhnya. Hati ini terasa makin rapuh, saat mendengar suara ayah dari ponsel. Semua kenagan-kenangan itu seakan berkelabat di memoriku. Berlomba muncul di pelupuk mata. Untuk sekian kalinya, aku menagis. Menitikkan air mata, merindukannya.
Tuhan, bolehkah aku menagis saat ingat padanya? Saat merindukannya?
Banyak hal yang belum aku berikan padanya. Belum aku tunjukkan padanya. Aku bahkan belum mengabdi padanya.
Tuhan, sekali lagi. Bolehkan aku bertanya padaMu, mengapa?
Karena, banyak hal yang belum aku pelajari darinya. Tentang bagaimana menjadi istri yang baik. Setia mendampingi ayah bahkan ketika ia terpaksa 'meninggalkan' kami dulu. Tentang bagaimana menjadi ibu super. Yang selalu sedia setiap anaknya membutuhkan, yang selalu sabar menghadapi sifat kekanak-kanak anaknya.
Aku tak pernah tau seperti apa kelak kehidupanku tanpa bimbingan ibu.
Maka Tuhan, mohon berikan aku keikhlasan dan kekuatan dalam menghadapi semua cobaan yang Kau berikan. Baik itu cobaan dalam bahagia, maupun dalam duka. Jadikan mereka sebagai tempat peribadatan bagiku. Amin....
Dalam kegelapan.
Seorang perindu.
110414/00.15am