Banda Aceh Berzikir
“Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang.”(QS. Ar-Ra’d [13]: 28)
Setiap kamis malam, tampak masyarakat berduyun-duyun
ke Mesjid Raya Baiturrahman. Mereka datang dari berbagai kabupaten, seperti
Pidie, Pidie Jaya, Aceh Besar, Banda Aceh, Aceh Selatan, bahkan dari luar Aceh,
seperti Padang. Orang tua ikut serta membawa anaknya sangat antusias mengikuti
zikir rutin yang sedang digalakkan oleh pemerintah kota Banda Aceh. Tak hanya
orang tua, remaja Banda Aceh pun turut meramaikan kegiatan ini. Tua-muda,
miskin-kaya, pejabat-orang biasa, ulama-awam berbaur menjadi satu berselawat
dan menyeru nama sang Pencipta.
Suasana Zikir Kamis Malam yang sedang digalakkan pemkot Banda Aceh |
Sekitar seribu lebih jamaah memenuhi bagian dalam dan pelataran mesjid. Mereka ada yang datang awal dan menyempatkan diri salat maghrib berjamaah. Sebagian lagi memilih untuk datang beberapa menit sebelum salat Isya dimulai. Bermukena putih-putih jamaah mulai merapatkan shaf untuk melaksanakan salat isya berjamaah. Ini bukan pada bulan ramadhan, mesjid ini penuh jamaah untuk mengikuti kegiatan zikir setelah isya nanti.
Setelah salat isya, jamaah diajak untuk bersalawat nabi bersama Majelis Salawat Aceh. Lantunan salawat dihanturkan serentak berlomba dengan hiruk pikuk kota Banda Aceh. Salawat berganti zikir, semua jamaah menyeru namaNya. Lafal Allah menggema seantero kota.
“Allah... Allah... Allah...”
Semakin larut jamaah dalam memuji Penciptanya. Tak jarang jamaah menitikkan air mata, melepaskan semua masalah dunia, kini yang ada hanya Allah saja. Semakin malam, zikir semakin membawa jamaah ke hadapan Allah. Pukul 11 malam zikir terus menggema menembus tujuh petala langit. Tak ada yang lain yang diharapkan selain ridho dan keberkahan Allah.
Ziarah Ke Makam Syiah Kuala
Gerbang Makam Syiah Kuala |
Gerbang pintu bertuliskan “Adat Po Teumereuhom Hukom Bak Syiah Kuala” berdiri gagah menyambut siapa saja yang datang menziarahi makam Syeich Abdurrauf Bin Ali Fansuri. Beliau adalah ulama karismatik Aceh yang berasal dari Aceh Singkil. Ulama besar yang dikenal dengan nama Teungku Syiah Kuala ini memang sangat tersohor seantero negeri, terutama dalam kerajaan Aceh. Setiap pasantren-pasantren yang ada di kota Banda Aceh dan sekitarnya, baik pasantren tradisional maupun modern, serta universitas-universitas di Banda Aceh mengamalkan pedoman dari ajaran-ajaran Islam yang ditinggalkan.
Para peziarah yang datang tak hanya berasal dari daerah Aceh atau pun dari provinsi lain di Indonesia, warga negara asing pun turut datang mengunjungi Makam Syiah Kuala. Mereka datang dari Malaysia, Brunei Darussalam, Arab, Turki, dan beberapa negara Asia lainnya. Mereka datang dengan maksud dan tujuan mereka masing-masing dan pastinya berbeda-beda. Ada yang datang bermaksud berdoa dan berzikir. Tak jarang pula yang datang karena penasaran pada makam tokoh ulama karismatik Aceh yang trsohor ini. Yang pasti jika berwisata religi ke Banda Aceh belum lengkap rasanya jika tak mengunjungi Makam Syiah Kuala yang letaknya hanya sekitar 3 kilometer dari pusat kota Banda Aceh.
Setelah puas mengelilingi komplek makam yang uasnya mencapai 4 hektar ini, kita bisa bersantai bersama keluarga di pantai yang letaknya tepat di samping komplek makam. Sambil menikmati jajanan yang tersedia dan menikmati senja bersama keluarga tercinta.
Senja di Pantai Syiah Kuala |
Jadi, jangan lupa berwisata religi ke Banda Aceh...
Semoga bermanfaat :)