Terbesit tanya dalam benak kita, tak hanya sekali dua kali pertanyaan itu muncul--kembali. Pertanyaan sederhana yang sangat gampang untuk dijawab oleh mereka, oleh Anda, mungkin juga saya. Tapi setiap kali pertanyaan itu muncul tak ada jawaban yang membuat kita puas dan tergerak untuk melakukkannya. Hingga suatu hari saya membaca sebuah buku yang membuat saya tergerak untuk MENULIS, mendefinisikan alasan-alasan “Kenapa Saya Harus Menulis?”
Awalnya ini—menulis, hanya sebuah keinginan bukan sebuah keharusan. Alasan saya ingin menulis karena saya ingin menuangkan apa yang saya rasakan, yang saya alamai, yang saya pendam, yang saya tak bisa katakan atau ceritakan pada siapapun. Karena saya tau hanya dengan pena—bukan suara, saya dapat bercerita apa pun dan setelah saya bercerita dengan kertas dan pena saya merasa lega.
Alasan lain kenapa saya ingin menulis adalan ingin menjadi penulis. Ya, penulis. Karena setiap orang yang menulis adalah penulis, maka saya HARUS menulis. Sekarang saya sudah menjadi penulis. Walau tak ada yang mengakui atau mengatakan bahwa saya seorang penulis. Tapi dalam hati saya menyatakan saya seorang penulis. Mengapa tidak? Saya menulis apa yang saya rasakan, apa yang saya alami, apa yang saya pendam, apa yang tak bisa saya katakan pada orang lain. Buktinya tulisan yang Anda sedang baca ini. Bukankah ini menjadikan saya seorang penulis?
Dengan menulis saya bisa mengatakan, bercerita tentang apa yang saya tak bisa katakan atau ceritakan pada siapapun dan hal itu membuat saya merasa lega, merasa gembira. Kesedihan yang saya rasakan sebelum menulis berubah menjadi perasaan lega yang mengubahnya menjadi intropeksi diri. Kegembiraan sebelum menulis berubah menjadi rasa syukur dan kenikmatan. Ini menjadikan menulis bukan hanya suatu keharusan tapi menjadi sebuah KEBUTUHAN. Dan saya dengan mentap menyatakan “MENULIS PENTING DALAM KEHIDUPAN SAYA”.
Saya terus menulis dan berharap sesorang yang membacanya bisa merasakan, membayangkan, dan mengerti apa yang saya alami, apa yang saya tulis. Mungkin ini suatu harapan yang berlebihan tapi setidaknya saya sudah merasakan kenikmatan (kepuasan) menulis tanpa adanya harapan yang tercapai.
(Jumat, 13 April 2012)
Berikut saya paparkan manfaat dan cara mendapatkan ide atau bahan cerita untuk tulisan.
Manfaat menulis menurut Dr. Pennebaker:
- Menulis menjernihkan pikiran
- Menulis mengatasi trauma
- Menulis membantu mendapatkan dan mengingat informasi baru
- Menulis membantu memecahkan masalah
- Menulis bebas membantu kita dalam keadaan terpaksa menulis.
Cara mendapatkan bahan cerita untuk tulisanmu.
- Dari sebuah metafora.
- Perasaan yang kuat tentang sesuatu.
- Pengembangan konflik sampai mendapatkan akhir yang logis.
- Melamun dan bergosip ^_^
Let's Write 15 minutes a day. . . ! |